Jenazah Sarwono Kusumaatmadja Disemayamkan di Manggala Wanabakti
JAKARTA, Pantaumedia.id – Jenazah Sarwono Kusumaatmadja disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta pada Minggu, sebelum dimakamkan di kompleks permakaman San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat.
Kendaraan yang membawa jenazah Sarwono tiba di Gedung Manggala Wanabakti pada pukul 08.59 WIB diiringi mobil-mobil yang ditumpangi oleh keluarga dan pejabat pemerintah.
Jenazah Sarwono tiba di Gedung Manggala Wanabakti bersama Menteri LHK Siti Nurbaya. Jenazah Sarwono kemudian disemayamkan di Auditorium Soedjarwo di Gedung Manggala Wanabakti.
Pelayat secara bergantian melaksanakan shalat jenazah dan memberikan penghormatan terakhir untuk Sarwono, yang menjabat sebagai menteri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Presiden Abdurrahman Wahid. Di antara pelayat yang datang ke Gedung Manggala Wanabakti ada mantan wakil presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Sarwono meninggal di rumah sakit di Penang, Malaysia, pada Jumat (26/5), pukul 17.12 waktu setempat (16.12 WIB) karena sakit kanker paru-paru.
Semasa hidup, dia pernah menjabat sebagai menteri negara pendayagunaan aparatur negara (1988-1993), menteri negara lingkungan hidup (1993-1998), dan menteri eksplorasi kelautan (1999-2001).
Di samping itu, dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 1971 sampai 1988 dan anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi DKI Jakarta dari 2004 sampai 2009.
Sebelum meninggal, Sarwono menjabat sebagai ketua Panitia Seleksi Pejabat tinggi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ketua Dewan Pertimbangan Iklim, dan ketua Tim Pemilihan Penerima Kalpataru.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan meski berbeda kota, namun ia mengenal sosok Sarwono sebagai aktivis mahasiswa yang terkenal ulung.
“Beliau itu aktivis dan profesional yang mengerti tentang lingkungan dan kelautan, serta seorang pemikir yang baik,” ujarnya usai menghadiri prosesi persemayaman di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta Pusat, Minggu.
Kalla menuturkan sebagai sahabat, dirinya sangat menghormati dan berduka cita atas kepergian Sarwono. Menurutnya, Sarwono adalah sosok yang sangat memprioritaskan masalah lingkungan di Indonesia.
“Dia sangat gencar untuk memperlihatkan bagaimana negeri ini harus dibawa ke sesuatu situasi lingkungan yang bersih,” kata Kalla.
Berbagai karangan bunga yang bertuliskan ucapan duka atas meninggalkannya Sarwono tampak memadati Gedung Manggala Wanabakti.
Pukul 08.59 WIB, jenazah tiba di Gedung Manggala Wanabakti yang diiringi oleh kendaraan pejabat pemerintah pusat, di antaranya Menteri LHK Siti Nurbaya.
Selama satu jam prosesi persemayaman, para pelayat dari berbagai kementerian, lembaga, organisasi, hingga perusahaan memenuhi Auditorium Soedjarwo. Mereka bergantian melakukan shalat jenazah dan memberikan penghormatan terakhir.
Pukul 10.07 WIB, jenazah Sarwono bertolak meninggalkan Kementerian LHK untuk dimakamkan ke San Diego Hills yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih Garingging yang menjabat tahun 2000 sampai 2004 mengaku kenal baik dengan Sarwono karena sama-sama menjadi menteri era kabinet Presiden Abdurrahman Wahid.
Meski demikian, jauh sebelum itu, Bungaran dan Sarwono juga sudah berkenalan sejak muda dan mahasiswa. Bungaran berkuliah di Institut Pertanian Bogor, sedangkan Sarwono berkuliah di Institut Teknologi Bandung. “Saya sangat kagum dengan beliau, dengan pikiran-pemikirannya, khususnya pikirannya mengenai negara kita,” kata Bungaran.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa Sarwono adalah pendiri Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kala itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan masuk ke dalam bagian dari Kementerian Pertanian. Seiring berjalannya waktu, Kementerian Kelautan dan Perikanan itu memisahkan diri agar bisa lebih efektif dan efisien melayani negara mengingat Indonesia terdiri dari laut dan pulau-pulau.
“Beliau agak unik, tidak banyak bicara, tetapi hatinya kalo kita dekat itu rasanya hangat. Banyak ide dan banyak pikiran-pikiran. Saya senang dengan orang seperti itu, tidak ada kesombongan dalam dirinya,” kata Bungaran.
“Diam-diam tapi banyak pikirannya. Kalau dia sudah menyampaikan pikirannya itu…, kami sering kagum dan terperangah,” imbuhnya.
Semasa hidup, Sarwono tercatat menduduki tiga jabatan menteri, yaitu Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Indonesia pada 23 Maret 1988 hingga 17 Maret 1993, Menteri Negara Lingkungan Hidup Indonesia pada 17 Maret 1993 sampai 17 Maret 1998, dan Menteri Eksplorasi Kelautan Indonesia pada 29 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.
Selain menjabat sebagai menteri, Sarwono juga tercatat menduduki sejumlah posisi strategis, di antaranya Komisaris PT Energy Management Indonesia (EMI) yang merupakan anak usaha PLN.
Beliau juga menjadi Anggota Dewan Pengawas Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Bahkan, sampai wafatnya, Sarwono masih Ketua Panitia Seleksi Pejabat Tinggi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, aktif sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Iklim, Ketua Tim Pemilihan Penerima Kalpataru, dan lain-lain.
Di bidang politik, lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu pernah menjabat sebagai anggota DPR RI (1971-1988) dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya sejak tahun 1983 hingga 1988.
Konsul Jenderal Republik Indonesia Penang Bambang Suharto di Penang mengatakan mantan Menteri Lingkungan Hidup yang masih aktif menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim itu tutup usia di Adventist Hospital, Penang, setelah mulai dirawat di sana sejak 11 Mei lalu karena menderita kanker paru.
Bambang Suharto beserta segenap keluarga besar KJRI Penang, serta masyarakat Indonesia di Penang mengucapkan duka cita yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
Menurut Bambang, jenazah Almarhum akan dishalatkan dan disemayamkan di Wisma Indonesia di Penang, Malaysia, malam ini, sampai saat diberangkatkan ke Jakarta, Indonesia, pada Sabtu (27/5) siang.
Selanjutnya jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jl Belitung, Kebayoran Baru, dan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di Jakarta.
Konjen Bambang yang sempat membesuk selama Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan Nasional itu dirawat di Penang mengatakan seluruh putra dan putri berada di sana mendampingi Sarwono di saat terakhir.
Ia mengatakan KJRI Penang sedang membantu proses pemulangan jenazah secepatnya, mengurus semua dokumen yang diperlukan dan penerbangan menuju Jakarta.
Sarwono Kusumaatmadja aktif menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, yang selalu memberikan pandangan kritisnya pada isu-isu lingkungan hidup di Indonesia.
Lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1974 itu juga menjadi salah satu pencetus munculnya forum Pojok Iklim, yang secara rutin menampilkan dialog dari berbagai kalangan di Indonesia untuk menyaring ide dan pemikiran kritis untuk membantu Indonesia mengendalikan emisi gas rumah kaca untuk mengatasi persoalan perubahan iklim. (*)